Powered By Blogger

Minggu, 07 November 2010

Hidup Hanyalah Pilihan

Ronny, temanku, adalah seorang pemilik restoran. Kalian pasti suka padanya, meskipun kadang kesal juga pada dia. Ya, itu karena dia adalah orang yang selalu ceria dan positif. Kalau ada yang menanyakan kabarnya, pasti dijawabnya, "Belum pernah merasa sebaik ini, teman!" Sebagai manajer dia sangat sukses, bahkan ketika dia pindah ke restoran lain, sebagian karyawannya ikut pindah dengannya. Ini karena mood nya selalu baik, dan dia adalah motivator yang bagus. Kalau ada karyawannya yang mengalami hal buruk, dia berusaha mengajaknya melihat segi positif dari kejadian itu. Dia pun selalu datang pagi sebelum karyawan lain datang, untuk memastikan restorannya siap untuk dibuka.

Waktu makan di restorannya, aku pernah bertanya kepadanya, apa sih rahasia dari keceriaannya itu? Bagaimana mungkin seseorang bisa selalu positif?

"Sebenarnya simple aja bro, setiap pagi aku bangun, aku bilang sama diriku. Hey ronny, kamu punya dua pilihan. Kamu pilih ceria atau pilih jutek? Aku pilih ceria. Setiap ada kejadian buruk menimpa, aku bisa memilih berperan sebagai korban, atau sebagai seseorang yang mendapat pengalaman berharga. Aku pilih belajar. Kalau ada orang datang dan mengeluh kepadaku, aku bisa memilih diam saja dan menampung keluhannya, atau menunjukkan padanya hal-hal positif dari keadaannya. Aku pilih yang positif saja..."

"Bah, masa iya segampang itu?", aku pun protes. Dijawabnya, "Memang gampang, kau sadar, hidup ini sebenarnya hanya berisi pilihan. Coba lihat sampai ke intinya, kau akan temukan bahwa setiap keadaan adalah pilihan. Kau memilih bagaimana bereaksi terhadap keadaan itu. Betapapun parahnya keadaannya, kaulah yang memilih bagaimana keadaan itu akan mempengaruhi mood mu. Kau memilih positif atau negatif. Dan akhirnya, pilihanmu mempengaruhi hidupmu hari itu." Malam itu, aku pulang dengan renungan baru.

Keesokan harinya aku mendengar kabar buruk. ronny melakukan sesuatu yang tidak boleh dilakukan seorang manajer restoran. Dia lupa menutup pintu belakang ketika dia datang pagi-pagi seperti biasanya, sehingga dua orang perampok bersenjata api masuk ke restorannya. Salah satu dari perampok itu kemudian menembakinya sebelum mereka kabur. Untungnya, beberapa karyawannya datang pagi dan menemukannya.

Setelah 18 jam dioperasi di UGD dan beberapa minggu di ICU, akhirnya ronny bisa dijenguk. "Apa kabar rons?", kataku waktu kujenguk dia. "Belum pernah merasa sebaik ini, bro!", jawabnya seperti biasa. "Hey, mau lihat jahitan2 ku?" sahutnya seperti anak remaja yang baru sembuh dari kecelakaan motor.

Kutolak tawarannya dengan sopan, lalu berbincang seputar kejadian itu. "Biasanya kalau orang menghadapi maut, banyak pikiran terlintas dalam waktu yang relatif singkat. Waktu kamu ditodong, apa yang terlintas dalam pikiranmu?".

"Yang terlintas? 'Aduh, pintu belakang lupa kututup'" jawabnya. "Lalu kemudian aku terbaring di lantai dan berdarah, aku tahu aku punya dua pilihan, hidup, atau mati. Aku pilih untuk hidup."

"Kamu sempat takut? Sempat pingsan?", tanyaku lagi. "Pingsan sih nggak, aku berusaha keras supaya tetap sadar. Tapi harus kuakui aku memang takut. Ini karena aku menatap wajah dokter dan suster di UGD. Memang mereka bilang padaku agar tenang dan semuanya akan baik2 saja, tapi di mata mereka sendiri tersirat 'Sepertinya yang satu ini nggak bakal selamat...'"Sambungnya, "Kalau wajah mereka hopeless begini, bisa2 aku mati beneran. Harus segera kuambil tindakan..."

"Apa yang kamu lakukan?", tanyaku.

"Ada seorang suster gendut yang selalu berteriak2 kepadaku menanyakan ini dan itu. Sebelum aku dibius dia tanya kepadaku, 'mas ada alergi?' Kujawab 'Ya...' Lalu semua dokter dan suster berhenti dan menunggu jawabanku berikutnya. Kuambil napas panjang dan berkata 'Alergi peluru!'"

"Sambil mereka tertawa aku bilang lagi, dok, aku ini pengen hidup. Tolong dokter operasi saya seperti dokter mengoperasi orang yang akan selamat, jangan kalian pasang tampang seperti sedang autopsi mayat...."

ronny pun selamat berkat keahlian dokter dan suster di rumah sakit, dan juga karena sifat positifnya. Akupun benar-benar percaya bahwa setiap hari kita bisa memilih bagaimana menjalani hidup. Ingin ceria atau ingin jutek?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar